Saturday, July 21, 2018

Sakit Rahang tidak bisa menutup, TMJ (Temporomandibular Joint) sembuh tanpa Splint

Ada yang tau TMJ atau pernah mengalami ?
Kalau rahang Anda sakit, tidak bisa menutup atau ketika menutup mulut terdengar seperti bunyi klik atau klotak klotak ?
Berarti sama !
Saya sudah 2 tahun di diagnosa TMJ.

Apa itu TMJ ?
TMJ kepanjangan dari Temporomandibular Joint, yaitu gangguan pada sendi rahang. Jadi dibagian bawah telinga kita (rahang) biasanya berbunyi klik atau klotak-klotak gitu. Kalau Anda raba di bagian bawah telinga kiri dan kanan dan dalam posisi mulut terbuka (mangap) kalau ada seperti yang agak menonjol, kemudian ketika Anda menutup mulut terdengar bunyi klik, itulah namanya TMJ.

Apakah TMJ merupakan penyakit ?
Kalau TMJ ini parah, atau posisi sendinya tidak ada tempatnya agak jauh dari posisi seharusnya pasti meninggalkan rasa sakit. Beberapa kasus bisa jadi Anda akan mengalami problem tidak bisa membuka mulut lebar (lebih dari 3 jari) atau tidak bisa menutup mulut. Selain nyeri di area rahang, mungkin Anda juga bisa merasa sakit pundak atau pusing. Yang dominan dari TMJ ini adalah rasa nyeri yang muncul terutama saat mengunyah, menguap, berbicara dan lain-lain.

Apa penyebabnya ?
Kalau berdasarkan detik health.com sih :
Gangguan pada sendi rahang dapat disebabkan oleh:
  1. Dislokasi disk
  2. Kerusakan pada tulang rawan oleh arthritis
  3. Kerusakan sendi oleh karena benturan
  4. Kelelahan dari otot pada sendi
Cuma simplenya gini, TMJ disebabkan oleh beberapa aktivitas gerakan rahang yang bisa menyebabkan joint (engsel) tulang rahang tidak kembali ada tempatnya. Aktivitas ini bisa jadi pemicu atau perantara saja.
Misalnya, ketawa ngakak terlalu keras sampai membuka mulut, terus karena tidak hati-hati engselnya jadi geser. Atau yang biasanya sering terjadi adalah ketika Anda punya kebiasaan menekan gigi, geser-geser gigi saat tidur bisa menyebabkan otot / joint tulang rahang ini habis, sehingga tulang rahang ngga punya bantalan untuk kembali ke posisinya semula.
Yaa, kaya daun pintu gitu, kalau kita buka-tutup-buka-tutup ngawur, engselnya tidak terawat, bisa jadi engselnya geser kan..
kurang lebih gitu bahasa simpelnya hahahaha.

Di dalam engsel tulang rahang kita ada bantalan yang bisa membuat gerakan engsel ini smooth dan membuat tulang selalu berada di posisinya dengan tepat. Bantalan ini bisa habis ketika kita memiliki kebiasaan buruk misalnya bertopang dagu, tidur tengkurap, ketawa ngakak, makan makanan yang terlalu keras, banyak makan daging / makanan alot, mengunyah permen karet, tidur di satu sisi saja, atau punya kebiasaan menekan gigi saat tidur. Kebiasaan tidur ini bisa berupa menekan gigi atau menggeser-geser gigi yang sering kali tidak kita sadari. Gerakan abnormal ini biasanya dipicu oleh stress.

Bagaimana cara mengobatinya ?
Tergantung kejadiannya :
1. Kalau keburu sakit seperti saya
Datang ke dokter gigi spesialis prostodontis. Di Jakarta ada beberapa dokter spesialis Prost, tapi kalau di daerah lebih baik ke dokter gigi.
Kalau ke dokter Sp. Prost Anda akan ditangani dengan terapi yang sesuai, karena mereka adalah ahlinya. Kalau ke dokter gigi biasa, biasanya Anda hanya akan diberi obat anti nyeri saja. Tapi jangan kecewa jika Anda pulang dan hanya diberi obat anti nyeri saja. Obat ini akan membantu Anda mengatasi rasa nyeri sementara Anda mencari dokter Sp Prost.

2. Kalau tidak ada Sp Prost di kota Anda
cobalah konsultasi dengan dokter gigi Anda, minta dia memastikan posisi gigi Anda apakah saat menutup posisinya tepat atau ada beda tinggi kira dan kanannya. Perbedaan tinggi gigi geraham kiri dan kanan ini biasanya akan memincu munculnya tmj. Perbedaan tinggi ini juga bisa macem-macem sebabnya, bisa karena gigi Anda ada yang di tambal/ hilang atau ada gigi bungsu yang tumbuhnya abnormal.

3. Rontgen Gigi untuk mengetahui masalah mulut
Untuk mengetahui sumber masalah di mulut maupun potensi masalah mulut, coba minta dokter gigi Anda merekomendasikan foto rontgen panoramic gigi dan rontgen tmj.
Apa bedanya ?
Rontgen Panoramic adalah Rontgen gigi yang digunakan untuk melihat posisi gigi kita secara utuh. Dari ujung kiri sampai ujung kanan gigi. Rontgen ini bisa membuat kita melihat semua posisi gigi. Apakah ada gigi yang berlubang, adakah gigi bungsu yang tumbuh abnormal, atau adakah akar gigi yang tumbuh terlalu panjang sehingga mengganggu pertumbuhan gigi lainnya.



Rontgen TMJ adalah rontgen gigi yang khusus mengetahui kondisi Joint Rahang, apakah posisi tulang berada di tempatnya dengan benar, apakah bantalan rahang masih bagus atau sudah aus. Inilah rontgen yang paling berpengaruh pada step perawatan TMJ.



Jadi kalau berdasarkan rontgen TMJ itu terlihat bantalan rahangnya sudah aus, ya perawatannya akan fokus pada perawatan pertumbuhan bantalan.
Kalau kasusnya serius ya mau tidak mau harus dibuatkan alat splint. Harganya lumayan mahal-- bukan lumayan lagi-- mahal banget hahahaha. Berkisar antara Rp 6.000.000 sampai belasan juta tergantung dokternya dan kasusnya. Splint ini intinya seperti pagar gigi (yang kita pakai saat tidur). Jadi splint ini akan menjaga gigi kita supaya tidak saling menekan atau bergesekan saat kita sedang tidur. Kalau dipakainya di siang hari, yang splint ini akan membuat gigi kita berada diposisi yang tepat, sehingga lama-kelamaan nanti engsel rahangnya tumbuh dengan normal. Bantalan yang aus akan tumbuh lagi jika posisi tulang rahang tepat/tidak abnormal.


Kalau pengalaman pribadi saya, pertama kali mengeluh dan pergi ke dokter gigi saya diarahkan ke Prof Laura yang waktu itu praktek di Ciputra Medical Center (Lotte Shoppin Avenue Kuningan Lantai 5 Jakarta). Jadi dokter gigi saya (waktu itu periksanya di RS Jakarta) saya hanya ditanya punya obat pereda nyeri apa, terus saya jawab Proris (ada kandungan Ibuprofennya). Jadi sementara saya disuruh minum itu dulu. 2 bulan saya menunggu jadwal Prof Laura praktek di CMC ini, karena sebetulnya beliau tidak praktek di sini tapi lebih banyak praktek di kliniknya di Menteng. Cuma dengar-dengar kabar kalau daftar di kliniknya yang di Menteng malah waiting list lebih lama karena tarif di sana lebih murah daripada di CMC ini. Sekali periksa (konsultasi dengan dokter) saya kena charge Rp 800.000, yang kemudian terasa nyesek dan bulan depan puasa hahahahaha.

Tapi dari dokter Laura saya diberikan penjelasan lengkap dan cukup membantu. Kasus TMJ saya tidak segera diberi splint, meskipun waktu itu dokter sudah menawarkan apa mau dibuat sekalian. Tapi dokter Laura ini baik, pasiennya ditanya dulu mau pasang atau tidak dan diberi informasi berapa harganya. Waktu itu saya sih dengernya 30 juta, langsung jipeeerrr hahahaha. Jadi dokter Laura memberikan rekomendasi lain.

Apa alternatif solusi selain Splint ??

1. Pahami kondisi TMJ nya dulu
dokter Laura menunjukkan hasil rontgen rahang saya yang memang menunjukkan joint rahang kira dan kanan sudah aus.

2. Pahami penyebabnya.
Saya diminta observasi semua kebiasaan saya. Sementara yang saya ingat saat konsultasi, saya diminta mengurangi kebiasaan bertopang dagung, tidur tengkurang, tidur hanya satu sisi, mengurangi makan makanan keras/alot, menguap dan tertawa yang terlalu lebar dan tidak boleh mengonsumsi permen karet (yang membuat gerakan menguyah makin sering sehingga bantalan lebih cepat aus). Jadi semua larangan itu tidak boleh saya lakukan.
Selain itu dokter Laura tanya apakah saat tidur saya punya kebiasaan menggerakkan gigi, saat itu saya bilang tidak. Tapi saya diminta observasi dan minta orang lain observasi saya saat tidur. Beberapa minggu kemudian barulah saya ngeh, ternyata saya punya kebiasaan menekan gigi saat sedang tidur. Jadi tanpa sadar saat tidur saya menekan gigi geraham saya dengan kuat sehingga kadang menimbulkan rasa nyeri di otot rahang saat bangun pagi. Kebiasaan buruk saat tidur ini biasanya timbul saat stress. Coba deh obeservasi diri Anda sendiri.
Kemudian saran lain adalah mencabut  gigi geraham kiri saya yang tumbuhnya lebih tinggi dari gigi geraham kanan, sehingga posisi gigi geraham kiri tidak sama rata dengan yang kanan.

Tapi, karena harus berhubungan dengan dokter bedah mulut, saya tidak datang untuk cabut gigi hahahahah.

Sampai pada tahun ini (2 tahun kemudian)

Saya datang ke dokter gigi Boby Gunadi di Karet Pedurenan. Awalnya mengeluh gigi linu, tapi ternyata dokter Boby malah menemukan problem TMJ saya.

Dokter Boby melihat adanya potensi TMJ karena tambalan geraham kanan yang bentuknya parah. Alhasil tambalan geraham kanan saya dirawat dengan perawatan akar dan posisinya dinaikkan. Jadi kalau analoginya dokter Boby ibarat mobil gigi saya di balancing kiri kanannya

Nah sekarang udah lumayan tidak sering linu, pusing, dan sakit pundak lagi. Cuma kalau wajah kiri diraba, di bawah telinga masih ada tulang yang menonjol. Soalnya 1 bulan lagi saya masih harus dateng ke dokter untuk balancing lagi.

* Update terakhir (September 2018) Gigi saya sudah rata, kiri dan kanannya, kalau istilah mobil spooring dan balancingnya udah aman. Semua gigi sudah saling ketemu atas bawahnya, sehingga area menggigit sudah sama rata sehingga posisi rahang suah stabil. Jadi kalau memang punya masalah TMJ saran saya cek-cek ke dokter gigi, minta saran dari beberapa dokter gigi yang bagus dan jangan lupa, "senjata" Anda Foto Rontgen Panoramik dan Rontgen TMJ.
Biaya bisa berkisar antara 200 ribu sampai 600 ribuan.
  
Semoga membantu ya pengalaman saya ini.


No comments:

Post a Comment

Silakkan Subscribe untuk menuliskan komentar.

Note: Only a member of this blog may post a comment.