Tuesday, March 28, 2017

Teman Tapi Menikah, Review Novel

Beberapa waktu lalu, dalam perjalanan ke Kalimantan, saya membaca sebuah buku menarik yang baru di rilis 2017 ini. Sebuah Novel yang diangkat dari pengalaman pribadi penulisnya sendiri. Teman Tapi Menikah, novel yang ditulis artis cilik Ayudia Bing Slamet & Ditto Percussion. 

Awalnya ngga ngeh, waktu ada iklan salah satu produk penghilang bau ketiak di instagram yang dibintangi oleh Ayudia yang menggambarkan bahwa hal-hal kecil (tulisan kecil) bisa jadi sebuah buku yang menginspirasi banyak orang. Novel Teman Tapi Menikah ini cukup menarik sebetulnya. Bukan hanya karena ceritanya yang real sehingga ngga butuh banyak waktu dicerna pembaca, tapi juga karena penuturan penulisan yang cukup rapi jadi makin enak dibaca. Ngga butuh effort banyak waktu memulai buku ini di awal. Santai, dan mengalir begitu saja, sampai tiba-tiba sudah ada di keping kedua. Kalau dilihat dari kata-katanya, lumayan puitis realis lah hahahahaha.

Novel Teman Tapi Menikah ini mengisahkan pengalaman Ayudia Bing Slamet dalam menemuakan pasangan hidupnya sekarang (Ditto Percussion). Dimulai dari awal perkenalan mereka waktu ospek di SMP sampai mereka dewasa dan menikah. Kalau ditanya soal penasaran, sebetulnya tidak cukup membuat penasaran, karena di lembar paling belakang terpampang foto pernikahan mereka. Tapi yang cukup menarik buat saya dalam membaca buku ini adalah bagaimana proses "menemukan" pasangan hidup yang mereka alami. Sangat realistis (lagi-lagi karena memang di buat dari pengalaman nyata). 

Novel Teman Tapi Menikah ini Ketika ngga banyak orang percaya bisa menemukan sahabat yang awetnya bertahun-tahun, eh ternyata ujung-ujungnya memang ada cinta, mereka bisa melalui proses yang begitu panjang untuk akhirnya sadar bahwa pasangan hidupnya ya dia yang selalu ada untuk berbagi cerita.

Lucu sih, apa lagi ketika satu dengan yang lain gonta-ganti pasagan, karena alasan ngga nyambung, betul yang mereka tulis dalam buku "Kamu cari pacar apa sambungan telephone?"

Dan yaaaahhh.... begitulah... akhirnya, "kesadaran" that they are meant to one and each other yang akhirnya bikin kisah mereka berakhir bahagia.

Kenapa akhirnya Novel Teman Tapi Menikah ini disebut "menginspirasi" ?
My opinion, mungkin karena sekarang lagi ngetrend istilah Friendzone - relasi dimana sebenernya pdkt, niat buat pacaran, tapi karena salah satu terlalu nyaman jadi friend, akhirnya beneran friend deh -. Buku ini seolah menjadi harapan, man jadda wa jadda, apa yang dipercaya bisa ditelatenin akhirnya bisa didapetin juga.

Kalau buat saya pribadi, sebenernya Novel Teman Tapi Menikah ini lebih menjadi pendukung teori - uhm... nasehat mungkin - yang disampaikan beberapa teman seperti "Kalau jodoh ngga kemana, kalau rindu pasti ketemu". Buat saya simple saja, sejauh apapun kita mencari pasangan hidup, se kekeuh apapun kita mengusahakan seseorang untuk jadi pasangan kita, kalau emang bukan jodoh ya ngga nyambung juga. Jadi ya gitu deh... buat mereka yang udah hampir putus asa sama status Friendzonenya, mungkin Novel Teman Tapi Menikah ini bisa menjadi penyemangat dan menginspirasi. Yap, kadang sebelum menemukan jodoh, kita harus berputar dulu ketemu orang yang salah. Hahahahahaha

*key*

No comments:

Post a Comment

Silakkan Subscribe untuk menuliskan komentar.

Note: Only a member of this blog may post a comment.